Netanyahu Terpojok, Sejumlah negara-negara Barat mulai melontarkan kecaman terhadap Israel. Mereka mengkritisi agresifitas berlebihan yang dilakukan Negeri Zionis itu di wilayah Gaza, Palestina, serta sejumlah daerah Arab lainnya. Berikut sejumlah negara ‘sekutu’ Israel yang telah berbalik mengkritisi negara itu dengan keras dirangkum berbagai sumber:
Dalam perkembangan dramatis yang mengguncang dunia internasional, Sekutu Dekat Israel Balik Menyerang, Netanyahu Terpojok! Pernyataan ini mencerminkan ketegangan yang semakin meningkat antara Israel dan beberapa negara sekutunya, yang sebelumnya dikenal sebagai pendukung utama negara Yahudi tersebut. Kritik tajam dan tindakan tegas dari negara-negara sekutu ini menunjukkan bahwa dukungan internasional terhadap Israel mulai bergeser, terutama terkait dengan kebijakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Ketegangan Memuncak: Serangan terhadap Konvoi Bantuan Gaza
Salah satu momen puncak ketegangan ini adalah serangan udara Israel terhadap konvoi bantuan internasional di Gaza pada awal April 2024. Serangan ini menewaskan tujuh pekerja dari organisasi World Central Kitchen, yang sedang berusaha mendistribusikan bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza yang terdampak. Reaksi dari sekutu-sekutu Israel datang dengan cepat dan keras. Pemimpin Inggris, Kanada, Australia, dan Spanyol mengutuk serangan tersebut dan mendesak Israel untuk melakukan penyelidikan independen yang transparan
ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan untuk Netanyahu
Situasi semakin memanas ketika Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada November 2024. Mereka dituduh melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk pembunuhan, penganiayaan, dan penggunaan kelaparan sebagai metode perang selama konflik di Gaza . Langkah ini menandai pertama kalinya seorang pemimpin negara demokratis Barat menghadapi tuntutan hukum internasional atas tindakan militer negaranya.
Sekutu-Sekutu Israel Mulai Menjauh
Dukungan dari negara-negara sekutu Israel mulai goyah. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mempertimbangkan pengakuan terhadap negara Palestina, sebuah langkah yang berpotensi mengubah peta geopolitik di Timur Tengah. Macron menyatakan bahwa pengakuan ini dapat menjadi bagian dari upaya untuk memastikan keamanan Israel, namun juga menekankan pentingnya keadilan bagi Palestina .
Di Inggris, Menteri Luar Negeri David Lammy mengecam keras serangan Israel di Gaza dan menangguhkan pembicaraan perjanjian perdagangan bebas dengan Israel. Namun, kunjungan utusan dagang Inggris, Lord Ian Austin, ke Israel menunjukkan adanya perbedaan pendekatan dalam menjaga hubungan bilateral .
Tekanan Internal: Protes dan Krisis Kepercayaan
Di dalam negeri, Netanyahu menghadapi protes besar-besaran dari warga Israel yang menuntut pertanggungjawaban atas kegagalan intelijen dan kebijakan militer yang dianggap tidak efektif. Laporan dari Shin Bet, badan intelijen Israel, mengungkapkan adanya kesalahan dalam penilaian situasi yang berkontribusi pada serangan mendadak Hamas pada Oktober 2023. Meskipun demikian, Netanyahu menolak untuk menerima tanggung jawab penuh atas insiden tersebut .
Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Dengan meningkatnya tekanan dari sekutu, masyarakat internasional, dan dalam negeri, masa depan politik Benjamin Netanyahu semakin tidak pasti. Krisis ini dapat mempengaruhi kebijakan luar negeri Israel dan posisinya di panggung internasional. Perkembangan selanjutnya akan sangat bergantung pada respons Netanyahu terhadap tuntutan internasional dan domestik. Hal ini serta bagaimana Israel menavigasi hubungan dengan sekutu-sekutunya yang semakin kritis.
Apa yang dimaksud dengan “sekutu dekat Israel balik menyerang”?
Frasa ini merujuk pada pergeseran sikap negara-negara sekutu utama Israel, seperti Inggris, Prancis, Kanada, dan Spanyol, yang mulai mengkritik keras kebijakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terkait Gaza. Beberapa negara bahkan mengancam akan memberlakukan sanksi atau embargo senjata sebagai respons terhadap serangan militer Israel yang dianggap melanggar hukum internasional dan menyebabkan krisis kemanusiaan.
Mengapa Netanyahu terpojok dalam situasi ini?
Netanyahu menghadapi tekanan domestik dan internasional yang besar. Di dalam negeri, mantan sekutu seperti Benny Gantz mengundurkan diri dari kabinet, menuduh Netanyahu lebih mengutamakan koalisi dengan kelompok sayap kanan ekstremis daripada kepentingan nasional. Di luar negeri, sekutu tradisional mulai menarik dukungan, meningkatkan isolasi diplomatik Israel.
Apa dampak dari perubahan sikap sekutu terhadap Israel?
Perubahan sikap ini dapat mempengaruhi hubungan diplomatik dan ekonomi Israel dengan negara-negara Barat. Ancaman sanksi dan embargo senjata dapat melemahkan posisi internasional Israel dan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza.
Bagaimana reaksi Netanyahu terhadap tekanan ini?
Netanyahu tetap teguh pada kebijakan militernya dan menolak tekanan internasional. Ia menuduh sekutu-sekutu Israel tidak memahami situasi keamanan yang dihadapi negaranya. Serta hal ini
menekankan bahwa prioritas utamanya adalah melindungi warga negara Israel.
Kesimpulan
Perubahan sikap sekutu dekat Israel terhadap kebijakan Netanyahu menunjukkan pergeseran signifikan dalam dinamika politik internasional. Ancaman sanksi dan kritik terhadap kebijakan militer Israel. Hal ini menempatkan Netanyahu dalam posisi yang semakin terpojok, baik di dalam negeri maupun di panggung internasional. Situasi ini menandakan bahwa kebijakan luar negeri Israel mungkin perlu disesuaikan. Hal ini untuk mempertahankan hubungan dengan sekutu-sekutu utamanya dan mengurangi ketegangan diplomatik.