Presiden Suriah Ahmed Al Sharaa buka suara soal eskalasi yang terjadi setelah negara itu diserang rudal oleh Israel. Hal ini disampaikannya dalam pidato yang disiarkan di televisi, Kamis (17/7/2025). Dalam pernyataannya, Sharaa mengatakan bahwa melindungi warga Druze dan hak-hak mereka adalah prioritas. Ia mengumumkan bahwa para pemimpin lokal akan mengambil alih kendali keamanan di kota Suwayda dalam upaya mengakhiri kekerasan sektarian di selatan dan pasca serangan mematikan Israel di Damaskus.
Negaranya Diserang Israel, Presiden Suriah Akhirnya Buka Suara – Sebelumnya, Israel melancarkan serangkaian serangan di dekat istana presiden Suriah dan markas militer di jantung kota Damaskus pada hari Rabu. Tel Aviv memperingatkan Suriah bahwa mereka akan meningkatkan serangan lebih lanjut jika pasukan pemerintah tidak mundur dari selatan dan menghentikan serangan terhadap komunitas Druze. Sejauh ini, setidaknya 169 orang tewas dalam kekerasan di Suriah selatan dalam beberapa hari terakhir. Sementara itu, pemantau perang yang berbasis di Inggris, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan lebih dari 360 orang tewas
Negaranya Diserang Israel, Presiden Suriah Akhirnya Buka Suara
Presiden Suriah, Bashar al-Assad, akhirnya angkat bicara setelah rentetan serangan udara yang dilancarkan oleh Israel terhadap sejumlah fasilitas militer di wilayah Suriah. Dalam pernyataan publik yang disampaikan melalui media nasional dan disorot oleh dunia internasional, Assad menyebut tindakan Israel sebagai bentuk “agresi terang-terangan” dan menegaskan bahwa Suriah berhak untuk membela kedaulatannya.
Latar Belakang Konflik Suriah-Israel
Hubungan antara Suriah dan Israel telah tegang selama beberapa dekade, sejak perang Arab-Israel dan pendudukan Dataran Tinggi Golan oleh Israel pada 1967. Meskipun tidak ada deklarasi perang terbuka dalam beberapa tahun terakhir, ketegangan militer sering terjadi, terutama di wilayah perbatasan.
Sejak meletusnya perang sipil di Suriah pada 2011, Israel secara berkala melancarkan serangan udara terhadap target-target militer di Suriah, yang menurut mereka digunakan oleh Iran dan Hizbullah untuk menyuplai senjata dan memperluas pengaruhnya di kawasan.
Serangan Terbaru Israel: Apa yang Terjadi?
Waktu dan Lokasi Serangan
Pada tanggal 17 Juli 2025, sejumlah jet tempur Israel dilaporkan meluncurkan serangan udara di sekitar wilayah Damaskus dan Homs. Menurut laporan media lokal Suriah (SANA) dan pemantau konflik seperti Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), target serangan meliputi:
-
Pangkalan militer yang diyakini digunakan oleh pasukan Iran dan milisi pro-Iran.
-
Gudang senjata dan fasilitas logistik.
-
Pos radar dan pertahanan udara.
Korban dan Kerusakan
Laporan awal menyebutkan sedikitnya 12 orang tewas, termasuk 4 tentara Suriah, serta beberapa anggota milisi asing. Selain itu, sejumlah infrastruktur militer mengalami kerusakan parah, termasuk radar dan sistem pertahanan udara buatan Rusia.
Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi, sejalan dengan kebijakannya yang tidak mengomentari operasi militer di luar negeri. Namun, sejumlah pejabat Israel menyiratkan bahwa serangan tersebut bertujuan mencegah Iran memperluas pengaruh militernya di Suriah.
Pernyataan Resmi Presiden Suriah
Dalam pidatonya di hadapan parlemen Suriah, Presiden Bashar al-Assad menyatakan bahwa:
“Serangan Israel adalah bentuk pelanggaran hukum internasional dan agresi terang-terangan terhadap kedaulatan Suriah. Kami tidak akan tinggal diam. Suriah berhak, secara sah dan moral, untuk merespons segala bentuk pelanggaran terhadap tanah air kami.”
Poin Penting dalam Pernyataan Assad
-
Kecaman terhadap Israel
Assad menyebut Israel sebagai aktor destabilisasi di kawasan Timur Tengah yang berupaya memanfaatkan kekacauan internal Suriah. -
Tudingan Keterlibatan Barat
Ia menuduh beberapa negara Barat mendukung aksi Israel secara diam-diam demi mempertahankan dominasi geopolitik di kawasan. -
Janji Pembalasan dan Kesiapsiagaan Militer
Assad memperingatkan bahwa “setiap pelanggaran berikutnya tidak akan dibiarkan tanpa respons.” Militer Suriah disebut telah berada dalam kondisi siaga penuh. -
Ajakan kepada Dunia Internasional
Assad meminta PBB dan komunitas internasional untuk mengambil tindakan terhadap “pelanggaran kedaulatan yang dilakukan secara sistematis oleh Israel.”
Analisis Geopolitik: Apa yang Dipertaruhkan?
Kepentingan Israel di Suriah
Israel memandang kehadiran Iran di Suriah sebagai ancaman langsung. Oleh karena itu, strategi “shadow war” atau perang bayangan terus dilakukan oleh Israel untuk menargetkan logistik dan fasilitas milik Iran serta milisi sekutunya di Suriah.
Posisi Iran dan Rusia
-
Iran telah memperkuat posisinya di Suriah dengan membentuk jaringan milisi dan logistik.
-
Rusia, sekutu utama Suriah, belum memberikan respons militer, tetapi mengecam serangan Israel sebagai tindakan provokatif.
Risiko Perang Regional
Meningkatnya intensitas serangan dapat memicu eskalasi konflik yang lebih luas, tidak hanya antara Suriah dan Israel, tetapi juga antara Iran dan Israel, yang selama ini terlibat dalam konflik proksi.
Reaksi Internasional
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Sekretaris Jenderal PBB mengeluarkan pernyataan keprihatinan dan mendesak semua pihak untuk menahan diri guna mencegah konflik lebih lanjut.
Liga Arab
Liga Arab mengecam serangan Israel dan menyatakan solidaritas terhadap Suriah, menyerukan penghentian agresi dan pelanggaran hukum internasional.
Amerika Serikat dan Uni Eropa
Sikap negara-negara Barat cenderung lebih netral. Beberapa pejabat AS menyatakan bahwa Israel berhak membela diri, namun mereka juga meminta agar tidak terjadi eskalasi yang merugikan warga sipil.
Dampak Terhadap Warga Sipil dan Stabilitas Dalam Negeri
Meskipun target serangan adalah fasilitas militer, dampaknya terasa hingga ke wilayah sipil. Sejumlah warga di Damaskus melaporkan guncangan hebat dan trauma psikologis, terutama anak-anak.
Krisis pengungsi juga dikhawatirkan akan meningkat jika konflik terus memanas. Suriah yang belum pulih dari perang sipil kini menghadapi tekanan baru dari luar.
Pandangan Para Pengamat
Dr. Karim al-Khatib, Analis Politik Timur Tengah:
“Pernyataan Assad menunjukkan bahwa Suriah tidak ingin terus-menerus menjadi panggung konflik proksi. Namun, keterbatasan militer Suriah dan ketergantungan pada Rusia dan Iran membuat respons langsung terhadap Israel menjadi sulit.”
Sarah Weiss, Peneliti Hubungan Internasional:
“Israel kemungkinan besar akan terus menyerang posisi milisi Iran di Suriah. Yang harus diwaspadai adalah jika ada korban dari pihak Rusia atau kesalahan target yang memicu konflik yang lebih luas.”
Kesimpulan
Serangan Israel terhadap fasilitas militer di Suriah dan pernyataan keras Presiden Bashar al-Assad membuka babak baru dalam ketegangan regional di Timur Tengah. Meskipun belum terlihat respons militer langsung dari Suriah, eskalasi konflik bukan tidak mungkin terjadi jika serangan berlanjut.